Cara Memikat Pembeli dengan Jurus Covert Selling | Nextup ID

Setiap orang yang mendirikan usaha jualan tentu ingin agar produk jualannya laris manis di pasaran sehingga bisa panen keuntungan yang besar. Rupanya untuk menjadikan suatu produk menarik dan laku di pasaran tidak bisa hanya menawarkannya di berbagai media. Teknik pemasarannya harus tepat dan mengena.

Dewasa ini, teknik jualan terus berkembang apalagi sejak internet menjadi ramah untuk kegiatan jualan. Salah satu teknik jualan online yang dianggap sebagai jurus jitu melariskan dagangan adalah covert selling. Bagi beberapa orang covert selling sudah tidak asing lagi. Namun, bagaimana dengan Anda? Jika kurang familiar, rangkuman berikut bisa dibaca.

Apa Itu Covert Selling?

Covert selling bisa dikatakan sebagai teknik jualan terselubung. Secara umum, covert selling adalah teknik jualan terselubung yang tujuannya membuat orang mendengarkan dan membaca konten promosi yang disajikan tanpa perlu mengajak dan menyuruh mereka untuk membeli produk di dalam konten promosi tersebut.

Teknik ini tidak melakukan promosi secara langsung, nyaris mirip dengan teknik soft selling namun benar-benar lebih soft lagi. Jika soft selling mengandung unsur promosi di bagian akhir, maka covert selling tidak mengandung unsur promosi sama sekali. Unsur promosi disini adalah anjuran, permintaan, atau perintah untuk membeli produk yang dipromosikan.

Teknik ini sifatnya halus dan cocok untuk menargetkan konsumen yang tidak suka diberi konten promosi produk dalam bentuk apapun. Meskipun tidak menyuruh mereka dan menyarankan mereka membeli. Covert selling kemudian sukses membuat mereka atau calon pembeli tertarik dan kemudian memutuskan untuk membeli produk.

Strategi Memikat Pembeli dengan Covert Selling

Teknik covert selling menuntut seorang pelaku usaha untuk menyajikan suatu cerita. Cerita ini secara tidak langsung memperkenalkan produk dan jasa yang disediakan. Langsung ke keunggulan produk yang dijual dan tidak meminta pendengar (calon pembeli) untuk order produk tersebut.

Dalam menerapkannya, pelaku usaha bisa mencoba beberapa strategi khas yang banyak diterapkan pelaku teknik covert selling. Beberapa diantaranya adalah:

1. Menyebutkan Masalah yang Bisa Diatasi Produk

Produk yang menarik di mata konsumen adalah produk yang solutif dan sesuai kebutuhan mereka. Covert selling bisa menyampaikan suatu masalah dan kemudian bisa diselesaikan oleh produk yang sedang dipromosikan.

2. Meningkatkan Kredibilitas Produk dan Usaha

Strategi yang kedua adalah membangun kredibilitas produk dan usaha yang dijalankan. Misalnya dijelaskan produknya hasil riset bertahun-tahun, sudah diteliti, sudah mengantongi izin edar, bahan dijamin halal, dan lain-lain.

3. Memadukan Cerita dengan Gambar

Covert selling lebih menarik jika memadukan cerita dalam bentuk teks dengan gambar. Misalnya menjual produk diet, berupa minuman bernutrisi. Maka selain menampilkan foto produk dan penjelasannya dalam bentuk teks. Lengkapi juga dengan testimoni before dan after, misalnya angka timbangan yang terus turun.

4. Menyampaikan Sebuah Studi Kasus

Studi kasus adalah strategi berikutnya dalam covert selling, dimana menjelaskan mengenai ada suatu studi kasus yang dilakukan oleh ahlinya. Bisa menyadur jurnal dan menjelaskan sumber jurnal di konten promosi covert selling. Sehingga lebih meyakinkan dan punya penjelasan logis sekaligus punya dasar yang kuat.

5. Menyusun Copywriting yang Tepat

Covert selling membutuhkan copywriting yang mengarah pada kemampuan story telling. Maka perlu menyampaikan cerita secara menarik dan ada muatan promosi secara halus di dalamnya. Tanpa perlu mencantumkan kontak atau direct selling.

Tips Menjalankan Covert Selling

Lewat covert selling, seorang pelaku usaha melakukan promosi secara halus sehingga calon konsumen tidak merasa sedang ditawari produk yang mereka jual. Teknik halus seperti ini ternyata efektif mendapatkan ketertarikan emosional calon konsumen. Sehingga bisa menggaet banyak pembeli, bahkan dalam waktu relatif lebih singkat.

Strategi covert selling sangat beragam sesuai penjelasan sebelumnya, silahkan memilih salah satu atau mengkombinasikan beberapa strategi tersebut. Kemudian, terapkan tips berikut pada saat melakukan teknik covert selling agar resiko gagal bisa ditekan:

1. Memiliki Pengetahuan yang Luas

Tips pertama agar teknik covert selling bisa diterapkan dengan benar dan berhasil adalah memiliki pengetahuan yang luas. Tidak hanya tentang produk namun segala aspek yang relevan dengan produk tersebut. Sehingga ada banyak hal bisa diceritakan dalam covert selling tersebut.

2. Selalu Bersikap Tenang

Covert selling bisa dilakukan secara offline dengan tatap muka langsung ke konsumen. Sehingga tampak melakukan presentasi produk namun secara halus tanpa direct selling. Supaya sukses maka perlu bersikap tenang dan yakin sudah paham produk sekaligus punya pengetahuan yang luas.

3. Jadikan Konsumen sebagai Teman

Konsumen covert selling perlu dijadikan sebagai teman, jadi jangan menganggap mereka konsumen. Buatlah cerita dengan bahasa yang santai dan tetap enak didengar seperti saat bercerita ke teman atau saudara sendiri.

4. Mulai Percakapan Biasa dan Ajukan Pertanyaan

Covert selling secara langsung (offline) tentu melibatkan proses percakapan, jadilah yang aktif membuka percakapan. Misalnya menyapa dulu lalu mengajukan pertanyaan yang kemudian mencari celah agar bisa membahas ke pengalaman yang serupa dan merekomendasikan produk yang dijual tanpa direct selling.

5. Memberikan Alasan

Covert selling tidak sekedar menyampaikan masalah lalu terselesaikan oleh suatu produk yang ingin dipromosikan ke konsumen. Namun, juga disertai dengan penyampaian sejumlah alasan kenapa produk tersebut menarik untuk digunakan oleh konsumen yang mendengarkan cerita Anda dari awal.

6. Memberikan Saran

Promosi dengan teknik covert selling akan lebih maksimal efeknya jika dikemas dengan cara yang terkesan memberikan saran ke calon konsumen. Misalnya konsumen menceritakan masalah yang dihadapi, lalu jelaskan pengalaman Anda yang juga pernah mengalami masalah serupa.

Sampai disini, konsumen akan merasa menemukan orang yang senasib dan sepenanggungan. Kemudian semakin tertarik untuk mendengarkan cerita sampai tuntas. Lalu, bisa menyarankan konsumen untuk ikut menggunakan produk yang membantu menyelesaikan masalah tadi.

Contoh Covert Selling

Supaya lebih paham apa itu covert selling dan bagaimana menggunakannya saat menjual produk yang dimiliki. Maka berikut contohnya.

“Saya termasuk penyuka teh, dan selalu kesulitan untuk membawa teh dalam perjalanan. Misalnya saat mudik ke kampung halaman. Biasanya terkendala oleh kemasan dan kondisi teh yang berubah semakin pekat dan pahit sepanjang perjalanan. Lalu, suatu ketika saya menonton Video di Youtube melalui channel favorit saya.

Ada iklan di awal video tentang teh merek Tekita. Kemasannya OK, karena ringkas dan terbuat dari kertas yang ramah lingkungan. Dijelaskan juga Tekita didesain ramah untuk pecinta traveling. Saya coba dong ya beli produknya. Eh, beneran saya suka. Perjalanan yang saya lakukan kini tidak lagi menyusahkan saya untuk menikmati teh favorit. Terima kasih Tekita!”.

Teknik covert selling bisa bekerja efektif mendatangkan pembeli. Oleh sebab itu bisa dipertimbangkan untuk diterapkan. Silahkan menerapkan strategi dan tips yang sudah dijelaskan. Jika masih kesulitan dan butuh solusi praktis, bisa mengikuti training dan coaching dari Nextup.id yang membantu pelaku UMKM naik kelas di era digital!

jualan online tanpa modal, cara berjualan online, cara jualan online tanpa modal, cara jualan online laris, jualan online yang laris, bisnis online untuk pemula, tips jualan online, cara jualan online di shopee, cara jualan online laris di facebook, cara jualan online, bisnis online pemula, cara membuat toko online, bisnis makanan online untuk pemula, cara usaha online, cara berjualan online agar cepat laku

Muhamad Arif Rahmat, adalah seorang owner bisnis digital, finalis beberapa kompetisi bisnis tingkat Nasional, sekaligus juga trainer yang senang berbagi mengenai tips wirausaha dan digital marketing.