8 Tips Jualan dengan Teknik Story Telling | Nextup ID

Jika aktif mengikuti pelatihan UMKM digital maka akan mengetahui betul pentingnya kegiatan promosi untuk mendapatkan lebih banyak pelanggan. Dulunya, promosi dan segala bentuk pengembangan usaha mengandalkan hal-hal yang bersifat teknis. Misalnya mengandalkan harga produk, kualitas layanan, strategi pemasaran, dan sebagainya.

Namun seiring berjalannya waktu ketika revolusi industri 4.0 mulai berkembang. Hal-hal yang sifatnya teknis ini kemudian menjadi kurang maksimal dalam mendukung kegiatan promosi dan pengembangan usaha. Hal ini kemudian membuat pelaku usaha memilih teknik customer centric, dimana memusatkan perhatian pada pelanggan. Salah satunya dengan teknik story telling.

Pengertian Story Telling

UMKM di masa dulu lebih banyak berjualan di tepi jalan yang kemudian akrab disebut sebagai pelaku usaha kaki lima. Namun di era digital seperti sekarang pelaku UMKM kemudian kebanyakan berfokus pada usaha berbasis online. Banyak yang menjual produknya secara online baik itu melalui media sosial, marketplace, website, dan lain-lain.

Supaya pelaku UMKM ini bisa dekat atau membangun kedekatan dengan pelanggan dan mendapatkan kepercayaan mereka untuk menjadi pelanggan loyal. Banyak yang kemudian menerapkan teknik story telling. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan teknik story telling tersebut?

Story telling dalam usaha adalah metode untuk menyampaikan pesan atau informasi dengan lebih menarik untuk mengubah perasaan audiens. Audiens dalam kegiatan usaha ini adalah para konsumen. Teknik story telling dalam berbagai pelatihan UMKM digital dari Nextup.id misalnya, juga dijelaskan sebagai teknik pemasaran secara psikologi.

Lewat teknik ini, pelaku usaha bisa melakukan pendekatan secara psikologis kepada pelanggan. Yakni fokus kepada perasaan mereka untuk lebih menyukai dan lebih memilih produk yang dimiliki oleh perusahaan tersebut. Sehingga dalam teknik ini, seorang content creator maupun content writing perlu menyampaikan informasi yang menyentuh pelanggan.

Kisah inspiratif, kisah perjuangan, dan sebagainya yang relevan dengan produk kemudian menjadi bentuk-bentuk dari story telling. Meskipun ada istilah story atau cerita, namun dalam story telling tidak lantas menyusun cerita yang panjang seperti cerpen maupun novel. Biasanya dibuang ringkas, padat, jelas, dan punya efek menyentuh perasaan pelanggan.

Tips Sukses Jualan dengan Story Telling

Meskipun terdengar mudah, pembuatan story telling ternyata tidak bisa dikatakan mudah. Sebab prinsip dasarnya mirip dengan membuat cerpen atau novel dalam versi dibuat sangat singkat sekaligus menyentuh. Bagi pelaku UMKM, teknik ini sangat direkomendasikan untuk bisa mendapatkan perhatian publik dan mendapatkan hati mereka.

Supaya sukses dengan teknik story telling, pastikan ikut pelatihan UMKM digital seperti yang diselenggarakan Nextup.id. Kemudian lakukan juga beberapa tips berikut ini:

 

1. Gunakan Nama atau Judul Story Telling yang Tepat

Tips jualan yang pertama menggunakan teknik story telling adalah menentukan judul dari cerita tersebut, bisa disebut nama. Judul ini berisi nama usaha yang dijalankan maupun brand produk yang diusung atau dirilis ke pasaran.

Sebaiknya menggunakan nama atau judul yang tepat, yakni yang singkat, menarik, dan mudah diingat. Misalnya saja seseorang ingin menjual sepatu dan awalnya ingin memakai judul “Sepatu Bagus dari Yorim”.

Nama ini terlalu panjang, bisa dipersingkat menjadi “Sepatu Yorim”. Efeknya lebih menyentuh, mudah diingat, dan memiliki makna yang terkesan lebih dalam. Jadi usahakan tidak memakai nama atau judul yang kelewat panjang dan justru menjadi kurang fokus.

2. Menggunakan Gaya Cerita yang Menarik

Gaya  bercerita menjadi fokus berikutnya yang perlu ditentukan dalam membuat story telling yang menarik. Mulailah dulu menentukan tema yang dekat dengan keseharian atau masalah dari pelanggan. Kemudian buat solusi dari produk yang disediakan.

Ceritakan kondisi yang menyentuh perasaan pelanggan dan berhubungan dengan keseharian mereka. Sehingga terasa sangat relevan dan lebih ampuh menyentuh perasaan pelanggan. Gunakan video lalu isi dengan suara sebagai pembaca alur cerita, hal ini akan membuat video lebih menyentuh dan mudah dipahami.

 

3. Berusaha Mendapatkan Kepuasan Pelanggan

Story telling melalui sejumlah pelatihan UMKM digital juga dijelaskan akan lebih efektif jika pelaku UMKM fokus kepada kepuasan pelanggan. Pelaku UMKM bisa bercerita pengalaman sendiri menangani konsumen dengan segala karakternya yang khas.

Entah itu pemarah, jutek, susah dihubungi, dan lain-lain. Kemudian ada di suatu titik, pelaku usaha bisa meyakinkan pelanggan tersebut. Ceritakan hal ini dan bisa menjadi story telling dengan kekuatan hebat mendatangkan lebih banyak pelanggan baik.

4. Sesuaikan dengan Karakter Pelanggan

Kembali ke gaya bercerita, kali ini akan membahas kepada tema dan gaya bahasa yang digunakan. Usahakan memilih tema dan gaya bahasa yang sesuai karakter pelanggan. Jika remaja pilih tema khas kehidupan remaja dan memakai bahasa khas dalam keseharian mereka. Hal ini akan lebih mudah menyentuh perasaan pelanggan.

 

5. Buat Tim Marketing Bahagia

Banyak pelaku UMKM mencoba untuk fokus membahagiakan tim marketing atau karyawan yang dimiliki. Hal ini ternyata cukup penting dalam membangun story telling. Sebab, konon saat karyawan bahagia maka mereka lebih kreatif dan punya ide-ide menarik termasuk ide cerita story telling yang efektif.

 

6. Hindari Klaim Palsu dan Berlebihan

Di berbagai pelatihan UMKM digital juga dijelaskan bahwa story telling yang baik dan menarik adalah tetap mengedepankan kejujuran. Yakni berkaitan dengan manfaat produk dan kelebihan yang dimiliki. Memang normalnya pelaku UMKM manapun akan berusaha tampil lebih unggul dari kompetitor.

Hanya saja memilih melakukan klaim palsu akan menjadi boomerang. Story telling yang baik adalah menyampaikan keunggulan produk dan perusahaan secara jujur. Sehingga bisa dibuktikan langsung oleh para pelanggan, dan kemudian memberi efek positif dalam jangka panjang.

 

7. Membuat Iklan Sekuel

Story telling dalam kegiatan usaha juga bisa lebih menarik dan efektif jika dibuat sekuel. Jadi, misalnya saja membuat iklan yang memainkan perasaan pelanggan dan dibuat ada 3 episode atau lebih. Satu iklan ditayangkan dulu, kemudian selang beberapa minggu atau bulan baru episode kedua dan seterusnya.

Teknik ini akan lebih mudah mendapatkan perhatian pelanggan sekaligus memenangkan hati mereka. Jadi, bisa diterapkan dan cocok untuk story telling yang cukup panjang.

 

8. Memanfaatkan Website dan Media Sosial

Story telling tentunya butuh media untuk dipublikasikan dan menyentuh hati lebih banyak pelanggan. Pelaku UMKM bisa memanfaatkan media sosial untuk memposting video maupun gambar berisi story telling yang sudah dipersiapkan.

Kemudian imbangi juga dengan mempublikasikannya di website resmi. Sehingga ada lebih banyak orang mengetahui story telling tersebut, tersentuh, dan kemudian menjadi pelanggan loyal.

Contoh Story Telling

Salah satu contoh story telling adalah yang disampaikan brand Zappos di akun media sosialnya. Pada postingan tersebut, brand sepatu ini menceritakan kisah ada pelanggannya yang komplain pada sepatu yang diterimanya.

Tim Zappos kemudian merespon dengan cepat dengan mengirimkan sepatu baru sebagai gantinya. Pelanggan pun merasa puas dan mengucapkan terima kasih, pengalaman ini kemudian dipublikasikan Zappos dan kemudian bisa memenangkan hati lebih banyak pelanggan sampai sekarang.

Contoh tersebut menjelaskan bahwa membuat story telling tidak harus dari cerita imajinasi, melainkan dari pengalaman pribadi perusahaan. Supaya lebih mudah lagi menemukan ide-ide story telling ada baiknya ikut pelatihan UMKM digital Nextup.id.

pelatihan umkm, pelatihan bagi pemilik usaha kecil, pelatihan umkm digital, training bisnis, pelatihan untuk umkm, kursus bisnis digital, training wirausaha, pelatihan digital marketing untuk umkm