Tips Mengelola Hutang Piutang Bisnis | Nextup ID

Dampak terjadinya pandemi covid-19 masih dirasakan seluruh masyarakat di dunia. Kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat selama dua tahun bertujuan untuk meredam penyebaran covid-19 sangat mempengaruhi roda perekonomian. Terjadinya stagflasi ekonomi membuat banyak pebisnis terlilit utang-piutang demi menyelamatkan bisnis yang dijalankan. Tahun 2022 adalah masa kebangkitan para pebisnis dari keterpurukan akibat dari Covid-19. Namun, bukan hal yang mudah untuk menjalankan kembali bisnis yang hampir berada pada fase ujung jurang kebangkrutan. Belum lagi, prediksi ancaman resesi ekonomi tahun ini yang membayang-bayangi para pebisnis. Resesi sendiri adalah sebuah penurunan berbagai kegiatan ekonomi secara signifikan yang terjadi dalam beberapa bulan, atau umumnya lebih dari satu kuartal. Berbagai tolak ukur yang biasa digunakan dalam mengukur kondisi resesi yaitu, adanya penurunan PDB atau Produk Domestik Bruto, menurunnya angka pendapatan riil, meningkatnya jumlah pengangguran karena lapangan kerja yang berkurang, merosotnya penjualan ritel, hingga industri manufaktur yang terpuruk. Dampak resesi bagi pelaku bisnis yaitu menurunnya  daya beli atau konsumsi masyarakat dimana pelaku bisnis akan mengalami perlambatan pendapatan karena tidak adanya perputaran baran. Resiko fatalnya akan menghambat kestabilan arus kas atau cash flow suatu bisnis. Ketidakstabilan arus kas menjadi faktor penghambat untuk pebisnis mengelola utang-piutang yang terjadi.

6 Tips Mengelola Utang-Piutang Bisnis

Penghambatan kestabilan arus kas akan mengakibatkan pengeluaran akan lebih besar daripada pendapatan yang masuk. Dimana pengelolaan keuangan untuk setiap kegiatan yang berlangsung akan terasa sulit. Salah satunya yaitu terkait utang-piutang. Untuk dapat pulih dari kondisi seperti ini tidak dapat dihadapi dengan waktu yang singkat. Pebisnis perlu memikirkan cara dan strategi yang ampuh dalam mengelola utang-piutang pada bisnisnya, agar bisnis tetap dapat berjalan dan terkendalikan. Berikut tips mengelola utang dan piutang di tengah ancaman resesi :

1. Mengetahui Posisi Neraca

Sebagai seorang pebisnis, Anda perlu tahu persis di mana posisi neraca bisnis Anda secara akurat. Sederhananya, itu digambarkan sebagai uang, aset, dan kewajiban. Dengan kumpulan data yang lengkap, Anda dapat mengetahui kondisi keuangan bisnis Anda, sehingga dapat mengambil keputusan yang tepat di masa mendatang. Dari sisi uang, Anda perlu mengetahui berapa banyak uang yang dimiliki perusahaan di bank, baik dalam bentuk tabungan, uang tunai, atau bentuk lainnya. Pada dasarnya seseorang harus mengetahui berapa banyak uang yang dimiliki bisnisnya untuk dapat membayar hutang atau berbagai kewajiban lainnya. Selain itu, Anda juga harus mengetahui jumlah investasi yang dimiliki bisnis Anda dan  jenis instrumen keuangan seperti deposito, obligasi, saham, atau sukuk. Anda juga harus mengetahui berapa total aset berwujud yang dimiliki bisnis Anda, seperti tanah, bangunan, mesin, atau fasilitas produksi.

Anda juga perlu mengetahui jumlah total kewajiban atau utang yang harus dibayar bisnis Anda dalam periode tertentu. Tujuannya adalah untuk menghindari pelanggaran kontrak komersial. Anda juga perlu mengetahui dana yang masih tersangkut dan belum  dibayar oleh  konsumen, klien, mitra bisnis, atau merchant. Dengan mengetahui informasi barang dan jadwal pembayaran untuk dilunasi  tersebut. Jangan sampai Anda lupa membuat komitmen kepada pelanggan dalam bentuk barang atau jasa, tetapi tidak memperoleh pembayaran. Kelalaian dalam pencatatan  bisa mengakibatkan kerugian karena Anda tidak tahu bahwa masih memiliki dana pada pihak luar. Untuk menghindari kelalaian, Anda memerlukan bantuan teknis berupa aplikasi keuangan. Dengan aplikasi keuangan, Anda dapat mengelola saldo dan hutang piutang dengan cepat dan mudah, tentunya dengan sistem registrasi otomatis dan monitoring secara realtime.

Tips Mengelola Hutang Piutang - Nextup ID

Tips Mengelola Hutang Piutang – Nextup ID

2. Prioritaskan Utang Berbiaya Tinggi

Tips kelola utang lainnya adalah mengutamakan pembayaran utang yang tinggi. Ungkapan “Cash is the king” sepertinya memiliki banyak makna dan cocok digunakan di situasi sulit seperti saat ini. Pada saat krisis, menjaga kas atau likuiditas kas sangat penting untuk kelangsungan bisnis. Namun, Anda juga tidak bisa mengabaikan kewajiban perusahaan untuk membayar. Dalam situasi krisis, Anda mungkin merasa kesulitan untuk membayar utang sesuai dengan kewajiban Anda. Jadi Anda perlu mengukur kembali utang yang harus Anda lunasi terlebih dahulu, lalu memprioritaskan utang dengan cicilan atau beban bunga terbanyak atas utang tersebut. Perhatikan pembayaran minimum, jika tidak ada denda atau bunga, ada baiknya melakukan pembayaran minimum terlebih dahulu, dan sisa dana dapat dibayarkan untuk kewajiban lainnya. Jika Anda harus membayar properti, pabrik, dan peralatan, utamakan pembayaran untuk aset yang secara langsung memengaruhi operasional, Misalnya, sewa mobil, cicilan mesin produksi, dan lain-lain. Sebaiknya menunda pengeluaran dana untuk pengembangan aset yang tidak secara langsung mempengaruhi operasional. Misalnya renovasi gedung, memodifikasi  kendaraan dan lain-lain.

3. Negosiasi Dengan Kreditur

Tips mengelola  utang-piutang  dalam situasi darurat berikutnya, cobalah untuk proaktif dalam bernegosiasi dengan bank atau pemberi pinjaman lain untuk membantu pembayaran utang menjadi lebih mudah. Anda juga harus memperhatikan berbagai insentif keuangan yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga pemberi pinjaman. Hal ini memungkinkan klaim kompensasi saat krisis berdasarkan aturan yang ada.

4. Restrukturisasi Utang

Jika bisnis Anda  tidak dapat melunasi hutangnya karena neraca, ada baiknya meminta restrukturisasi hutang baik dengan bank, lembaga keuangan lain atau investor swasta. Restrukturisasi utang dapat berupa perubahan biaya pokok atau bunga utang, serta perpanjangan jangka waktu pinjaman atau loan term. Alangkah baiknya jika kreditur memberi kita grass period. Grass period adalah masa tenggang setelah tanggal jatuh tempo pembayaran utang tanpa mengenakan denda kepada debitur.  Jangan takut untuk melakukan restrukturisasi utang. Dengan komunikasi yang baik, dimungkinkan untuk menemukan jalan tengah

5. Siapkan daftar tagihan tepat waktu

Berdasarkan informasi dari laporan neraca , Anda harus mengumpulkan dan mencatat semua data  pelanggan secara akurat. Informasi data  yang dirujuk meliputi jumlah dana yang belum dibayar, subjek piutang, dan jangka waktu piutang. Anda dapat menggunakan informasi ini untuk membuat daftar penagihan piutang tepat waktu. Fase pertama dimulai dengan mengumpulkan pembayaran beberapa saat sebelum tenggat waktu. Kemudian ingatkan diri Anda tentang tanggal jatuh tempo dan berikan peringatan jika pihak yang berhutang  tidak membayar dalam jangka waktu yang telah disepakati.

6. Negosiasi dengan debitur

Dalam proses ini, Anda harus secara proaktif berkomunikasi dengan konsumen untuk menegosiasikan solusi yang tepat untuk menyelesaikan piutang  mereka, terutama ketika mereka tidak mampu membayar tunggakan. Rencanakan metode pembayaran perantara, seperti membayar setengah kewajiban, membayar dalam jangka waktu yang lebih lama atau membayar tanpa bunga, bahkan barter.

Tips Mengelola Hutang Piutang - Nextup ID

Tips Mengelola Hutang Piutang – Nextup ID

Tips Mengatasi Piutang Yang Tidak Tertagih

Sebuah bisnis sering gagal mengelola piutang mereka. Ini biasanya terjadi ketika pebisnis kecolongan dan piutang  menjadi tidak tertagih dan telah melewati tenggat waktu yang diberikan. Jika kondisi ini terjadi pada bisnis Anda, Anda dapat mengatasinya dengan cara berikut:

1. Melakukan Penagihan Dengan Cara Agresif

Anda bisa menagih piutang dengan terus-menerus menghubungi pelanggan atau konsumen, baik melalui telepon atau email, untuk mengingatkan mereka ketika piutang sudah jatuh tempo. Jika tetap tidak dapat membayar karena alasan yang tidak jelas, Anda dapat langsung mendatanginya ke perusahaan atau rumah terkait.

2. Penerapan Kebijakan Kredit Yang Ketat

Anda dapat menjadikan ini sebagai kebijakan kredit yang ketat dengan cara mempersempit  tenor atau jangka waktu kredit. Jika jangka waktu atau jatuh tempo sebelumnya adalah 30 hari untuk semua konsumen, Anda dapat mempersingkatnya menjadi 3 minggu atau 2 minggu untuk mencegah kredit macet. Atau Anda dapat menempuh rute ekstrem dengan hanya menerima pembayaran tunai langsung.

Semoga tips diatas dapat menjadi solusi untuk mengatasi pengelolaan utang-piutang yang terjadi pada bisnis Anda. Akan tetapi, Anda juga perlu memperhatikan serta memperhitungkan segala faktor lain yang memengaruhinya. Bisa jadi, hal ini akan memiliki efek yang besar bagi penjualan Anda, dimana akan mempengaruhi jumlah laba-rugi bisnis Anda. Agar lebih membantu untuk menghindari dampak buruk mengenai pengelolaan utang-piutang yang terjadi. Anda bisa menggunakan aplikasi keuangan atau bisa disebut juga software akuntansi, yang dimana Anda bisa mendapatkannya secara gratis. Melalui aplikasi keuangan tersebut anda bisa mendapatkan informasi yang lebih mengenai data utang-piutang yang sudah jatuh tempo secara akurat. Anda juga dapat menghubungi tim Nextup.id untuk mempelajari pengelolaan utang-piutang yang baik. Dengan bergabung bersama Nextup.id untuk belajar lebih mendalam mengenai bisnis. Melalui kelas atau bimbingan bisnis yang akan Anda dapatkan dari tenaga profesional.

cara melunasi hutang, cara melunasi hutang pinjol, cara melunasi hutang dengan cepat, bank yang bisa membantu melunasi hutang, cara melunasi hutang dalam 2 hari, cara melunasi hutang 50 juta, cara melunasi hutang 200 juta, cara melunasi hutang 100 juta, cara melunasi hutang dengan cepat dan halal, cara melunasi hutang riba, pinjaman untuk melunasi hutang, cara cepat melunasi hutang, cara melunasi hutang yang menumpuk