pelatihan online bersertifikat | Nextup ID
Cara Memulai Jualan Online untuk Pemula

Cara Memulai Jualan Online untuk Pemula

Ingin memulai jualan online tapi masih bingung harus mulai dari mana? Tenang, kamu tidak sendiri. Banyak pemula yang ingin membangun bisnis online namun merasa kewalahan dengan banyaknya informasi. Artikel ini akan membahas langkah-langkah memulai jualan online dari nol secara lengkap, praktis, dan mudah dipahami. Cocok banget buat kamu yang ingin mulai usaha online tanpa ribet!

1. Tentukan Produk yang Ingin Dijual

Langkah pertama dalam memulai jualan online adalah memilih produk yang tepat. Produk yang baik adalah produk yang:

  • Memiliki permintaan pasar (banyak dicari)
  • Tidak terlalu banyak pesaing
  • Mudah disimpan dan dikirim

Tips Riset Produk:

  • Gunakan Google Trends untuk melihat tren produk yang sedang naik.
  • Cek e-commerce seperti Shopee atau Tokopedia dan lihat produk terlaris.
  • Amati produk yang viral di TikTok Shop atau Instagram.

Contoh produk populer untuk pemula: makanan ringan, skincare lokal, fashion muslim, aksesoris handmade, hingga produk digital seperti e-book atau template.

Riset Kompetitor:

Untuk mengetahui apakah produkmu layak dijual, kamu juga perlu riset kompetitor. Cari tahu siapa saja penjual produk sejenis, bagaimana mereka memasarkan produk, dan apa keunggulan mereka. Dengan begitu kamu bisa menentukan keunikan atau “value proposition” dari produk kamu.

Marketing Outlook - Nextup ID

Marketing Outlook – Nextup ID

2. Pahami Target Pasar Anda

Mengetahui siapa yang akan membeli produkmu sangat penting. Ini akan memengaruhi cara kamu berjualan, membuat konten, bahkan menentukan harga.

Cara Menentukan Target Pasar:

  • Buat profil pembeli ideal (usia, jenis kelamin, kebiasaan belanja, minat).
  • Lihat ulasan produk serupa di marketplace untuk memahami kebutuhan pasar.
  • Gunakan survei sederhana lewat Google Form kepada teman dan keluarga.

Misalnya:

“Perempuan usia 20-35 tahun, tinggal di kota besar, aktif di media sosial, dan sering belanja online di Shopee atau TikTok Shop.”

Dengan memahami target pasar, kamu bisa membuat strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran dan efektif.

3. Pilih Platform Jualan Online yang Tepat

Ada banyak platform jualan online di Indonesia, dan masing-masing punya keunggulan sendiri. Pilih yang paling sesuai dengan jenis produk dan kemampuanmu.

Platform Populer:

  • Shopee / Tokopedia: Mudah digunakan dan sudah punya trafik tinggi.
  • Instagram / TikTok: Cocok untuk membangun brand dan membuat konten kreatif.
  • Website (Shopify/WordPress): Lebih profesional dan fleksibel untuk jangka panjang.

Tips: Fokus pada satu atau dua platform dulu agar tidak kewalahan.

Multi-Channel Marketing:

Kamu juga bisa menjual produk di beberapa platform sekaligus agar jangkauan pelanggan lebih luas. Gunakan tools seperti Order Management System (OMS) untuk mengatur stok dan pesanan dari berbagai platform dalam satu dashboard.

4. Bangun Identitas Brand (Branding)

Brand yang kuat akan membuat produkmu lebih mudah dikenali dan dipercaya oleh pelanggan.

Hal yang Perlu Disiapkan:

  • Nama brand yang mudah diingat
  • Logo sederhana (bisa pakai Canva gratis)
  • Warna dan gaya visual yang konsisten

Contoh nama brand yang baik: CemilSehat, HijabInspira, GlowBerrySkincare

Pentingnya Branding:

Branding bukan hanya soal visual, tapi juga soal persepsi dan emosi yang dirasakan konsumen saat melihat produkmu. Pastikan kamu konsisten dalam menyampaikan pesan brand, baik dari konten media sosial, kemasan produk, sampai pelayanan pelanggan.

5. Siapkan Foto dan Deskripsi Produk yang Menjual

Foto produk yang menarik dan deskripsi yang informatif sangat penting untuk meyakinkan calon pembeli.

Tips Foto Produk:

  • Gunakan cahaya alami (misalnya dari jendela).
  • Gunakan background netral agar produk fokus.
  • Ambil beberapa sudut pandang: depan, samping, dekat.

Tips Deskripsi Produk:

  • Jelaskan manfaat produk, ukuran, bahan, dan cara pakai.
  • Gunakan bahasa yang mudah dipahami dan mengajak.

Contoh:

“Cemilan sehat rendah kalori, cocok untuk kamu yang ingin ngemil tanpa takut gemuk. Terbuat dari bahan alami, tanpa MSG dan pengawet. Yuk, checkout sekarang sebelum kehabisan!”

Optimasi SEO Produk:

Masukkan kata kunci utama dalam judul dan deskripsi produk, seperti:

  • “cemilan sehat rendah kalori”
  • “skincare lokal untuk kulit sensitif”
  • “baju muslim wanita kekinian”

6. Tentukan Harga dan Sistem Operasional

Kamu harus menghitung harga jual dengan cermat agar tidak rugi.

Rumus Sederhana Harga Jual:

Harga Jual = Modal + Keuntungan + Biaya Tambahan

Biaya tambahan bisa berupa biaya iklan, ongkir, biaya platform, dan kemasan.

Sistem Operasional:

  • Siapkan sistem pencatatan stok dan keuangan.
  • Gunakan tools gratis seperti Google Sheets atau aplikasi pembukuan.
  • Rancang proses packing yang efisien.
  • Pilih jasa ekspedisi yang cepat dan terpercaya.
Memulai Jualan Online - Nextup ID

Memulai Jualan Online – Nextup ID

7. Promosikan Produkmu Secara Efektif

Tanpa promosi, tidak ada yang tahu kamu jualan. Berikut strategi promosi online yang bisa kamu coba:

Strategi Promosi Gratis:

  • Buat video pendek (TikTok/Instagram Reels) yang menunjukkan manfaat produk.
  • Minta bantuan teman untuk share.
  • Adakan giveaway kecil-kecilan.

Strategi Promosi Berbayar:

  • Gunakan Shopee Ads untuk menaikkan produk di pencarian.
  • Gunakan Instagram/TikTok Ads untuk menjangkau lebih banyak orang sesuai target.

Tips Konten Viral:

  • Gunakan format storytelling: Masalah → Solusi
  • Tambahkan testimonial, unboxing, dan before-after
  • Gunakan hashtag yang relevan

Contoh hashtag: #jualanonlinemurah #cemilanviral #skincarelokal #jualanmuda

8. Evaluasi dan Tingkatkan Strategi Bisnismu

Setelah jualan berjalan, jangan lupa melakukan evaluasi secara rutin.

Hal yang Harus Dievaluasi:

  • Produk mana yang paling laku?
  • Konten mana yang paling banyak menarik pembeli?
  • Platform mana yang paling efektif?

Gunakan tools seperti Google Analytics (jika punya website) atau data insight dari Shopee, Instagram, dan TikTok.

Lakukan Perbaikan:

  • Perbaiki deskripsi dan foto produk
  • Kembangkan variasi produk
  • Tambahkan layanan pelanggan (chat cepat, CS ramah)

9. Bangun Relasi dengan Pelanggan

Pelanggan loyal adalah aset bisnis jangka panjang. Jaga hubungan baik dengan mereka.

Tips:

  • Kirim ucapan terima kasih saat pesanan sampai
  • Berikan voucher diskon untuk repeat order
  • Buat akun khusus pelanggan loyal (VIP buyer)

10. Terus Belajar dan Berkembang

Dunia bisnis online cepat berubah. Kamu perlu terus update dengan tren dan strategi baru.

Cara Terus Belajar:

  • Tonton YouTube: channel seperti “Herman Prakasa”, “Ellen May” atau “SuccessBefore30”
  • Ikuti webinar dan komunitas bisnis online
  • Baca buku tentang marketing digital dan branding

Kesimpulan: Jualan Online Bisa Dimulai Sekarang

Memulai jualan online memang tidak instan, tapi sangat mungkin dilakukan oleh siapa saja, bahkan dari rumah. Dengan strategi yang tepat, konten yang menarik, dan semangat belajar terus-menerus, kamu bisa membangun bisnis online yang sukses. Bila kamu butuh teman yang menemani kamu belajar jualan online, Nextup ID bisa menjadi rekan belajar terbaik kamu lho!

Muhamad Arif Rahmat, adalah seorang owner bisnis digital, finalis beberapa kompetisi bisnis tingkat Nasional, sekaligus juga trainer yang senang berbagi mengenai tips wirausaha dan digital marketing. Klik disini untuk kenal lebih dekat
Ini Caranya Mendapatkan Izin P-IRT, Udah Tau Belum?

Ini Caranya Mendapatkan Izin P-IRT, Udah Tau Belum?

Bila Anda memiliki usaha pangan kemasan dengan bangunan produksi yang masih menyatu dengan rumah tinggal maka Anda perlu mengurus surat izin P-IRT (Pangan Industri Rumah Tangga). Izin tersebut penting untuk membuktikan bahwa produk pangan kemasan yang diproduksi telah memenuhi standar mutu dan keamanan pangan.Lalu, apa itu izin P-IRT? Apa manfaat dan fungsinya bagi UMKM yang bergerak di bidang pangan? Serta bagaimana cara mengurus serta persyaratan yang dibutuhkan untuk mendapatkan izin P-IRT tersebut?

Pengertian Izin P-IRT

Izin P-IRT merupakan jaminan tertulis yang diberikan pihak Dinas Kesehatan terhadap pangan hasil produksi Industri Rumah Tangga yang telah memenuhi persyaratan dan standar keamanan tertentu terkait produksi serta peredaran produk pangan tersebut. Nantinya, setiap usaha yang telah mendapatkan sertifikat izin P-IRT maka akan menerima nomor seri P-IRT yang harus dicantumkan pada kemasan produk. Nomor tersebut merupakan bukti bahwa produk kemasan yang akan diedarkan telah terdaftar sebagai produk pangan yang memenuhi standar keamanan dan mutu pangan sesuai dengan aturan Pedoman Pengawasan Industri Rumah Tangga yangdikeluarkan oleh BPOM.

Sebagaimana namanya, sertifikat izin PIRT ditujukan untuk semua usaha pangan yang tempat produksinya masih menyatu dengan bangunan rumah tinggal. Nantinya, ketika bangunan produksinya terpisah dengan bangunan rumah tinggal dan diolah dengan menggunakan mesin otomatis maka pemilik usaha harus mengurus izin edar BPOM.

Beberapa jenis produk pangan kemasan dari industri rumah tangga yang perlu memiliki sertifikat izin P-IRT antara lain:

  • olahan daging kering
  • olahan unggas kering
  • olahan ikan kering
  • tepung dan hasil olahannya
  • selai dan jeli
  • olahan sayur
  • bumbu
  • kopi dan teh kering
  • rempah-rempah
  • hasil olahan buah
  • madu
  • kembang gula
  • hasil olahan umbi
  • minuman serbuk

Sementara itu, ada sejumlah produk pangan yang harus mendapatkan izin edar BPOM, antara lain:

  • Susu dan hasil olahannya
  • Daging, ikan, dan unggas serta hasil olahannya yang memerlukan proses penyimpanan beku
  • Pangan untuk bayi
  • Pangan kaleng
  • Pangan yang wajib SNI
  • Minuman beralkohol

Pelaku UMKM yang ingin mendaftarkan izin P-IRT hendaknya memeriksa dan memastikan terlebih dahulu jenis pangan kemasan yang diproduksi apakah termasuk ke dalam daftar pangan kategori pangan yang boleh bersertifikat P-IRT atau bukan.

Caranya Mendapatkan Izin P-IRT - Nextup ID

Caranya Mendapatkan Izin P-IRT – Nextup ID

Fungsi dan Manfaat Kepemilikan Izin P-IRT bagi UMKM

Masih banyak pemilik UMKM yang bergerak di bidang pangan yang kurang memahami fungsi dan manfaat kepemilikan izin P-IRT untuk usaha yang dikelolanya sehingga mereka tidak mengurusnya. Apalagi perizinan berbasis risiko di OSS mewajibkan usaha mikro dan kecil berisiko rendah dan menengah cukup mendapatkan Nomor Induk Berusaha (NIB). Lantas, apa yang membuat pelaku UMKM perlu memperhitungkan untuk mendapatkan sertifikat P-IRT bagi produk pangan kemasan yang diproduksinya?

Salah satu alasan mengapa pemilik UMKM di bidang pangan kemasan perlu memiliki sertifikat izin P-IRT adalah untuk membuktikan bahwa produk yang diproduksi dan diedarkan telah memenuhi standar mutu dan keamanan pangan sesuai dengan standar kesehatan yang ditetapkan oleh pemerintah. Produk dengan izin P-IRT menunjukkan bahwa produsen tidak hanya sekedar ingin mencari keuntungan dari memproduksi dan menjual produk melainkan juga memiliki kepedulian terhdap kesehatan konsumen dengan bersedia untuk memenuhi standar mutu dan keamanan pangan. Apalagi saat ini konsumen pun kian sadar pentingnya mengonsumsi makanan yang bersih dan sehat sehingga adanya izin P-IRT menjadi salah satu pertimbangan penting dalam memilih produk yang akan dikonsumsi.

Berikut ini beberapa manfaat dan keunggulan produk pangan yang telah memiliki izin P-IRT:

  1. Produk Sudah Layak Edar

Dengan mendapatkan izin P-IRT maka produk pangan tersebut bisa dipastikan telah siap dan layak untuk diedarkan di pasaran. Tentunya, ini bisa digunakan untuk bersaing dengan berbagai produk sejenis.

  1. Produk Bebas Dipasarkan secara Luas

Produk dengan izin P-IRT juga bisa dipasarkan secara luas selama masih dalam lingkup daerah lokal di Indonesia. Produk yang mampu menjangkau pasar lebih luas tentu akan semakin dikenal lebih banyak konsumen sehingga peluang untuk terjual juga akan semakin besar.

  1. Mutu dan Keamanan Lebih Terjamin

Dalam proses mendapatkan izin P-IRT produk pangan akan diuji dan diseleksi secara ketat oleh pihak dari Dinas Kesehatan. Selain produknya, pemilik UMKM juga mendapatkan tes pengetahuan terhadap bahan pangan serta edukasi melalui bimbingan. Setelah lolos tahap pengujian dan seleksi baru akan dikeluarkan izin P-IRT. Tentunya, dengan proses yang ketat maka bisa dipastikan produk yang telah mendapatkan izin P-IRT memiliki keamanan dan mutu yang lebih terjamin.

  1. Konsumen jadi Lebih Percaya

Jangan salah, konsumen saat ini sudah lebih cerdas dan selektif dalam memilih produk yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Salah satu hal yang diperhatikan saat memilih produk padangan lokal adalah dengan melihat informasi kemasan. Bila produk tersebut tercantum izin P-IRT maka kepercayaan konsumen terhadap produk tersebut akan lebih meningkat dan tidak ragu untuk membeli dan mengonsumsinya.

  1. Meningkatkan Nilai Jual Produk

Izin P-IRT ternyata juga bisa meningkatkan nilai jual produk di mata konsumen. Produk dengan izin P-IRT lebih mendapat perhatian dibandingkan produk pangan UMKM yang belum mendapatkan sertifikat. Tentunya hal ini juga turut berpengaruh terhadap penjualan produk yang lebih meningkat.

Caranya Mendapatkan Izin P-IRT - Nextup ID

Caranya Mendapatkan Izin P-IRT – Nextup ID

Syarat dan Prosedur Pendaftaran P-IRT

Setelah memahami apa itu izin P-IRT serta fungsi dan manfaatnya terhadap UMKM, Anda tentu akan lebih memahami pentingnya memiliki izin P-IRT untuk produk pangan Anda.

Untuk mendapatkan izin P-IRT, ada sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi, antara lain:

  • Fotokopi KTP pemilik usaha rumahan
  • Pas foto 3×4 pemilik usaha rumahan sebanyak 3 lembar
  • Surat keterangan domisili usaha dari kantor camat
  • Denah lokasi bangunan
  • Surat keterangan puskesmas atau dokter untuk pemeriksaan kesehatan dan sanitasi
  • Surat permohonan izin produksi makanan atau minuman kepada Dinas Kesehatan
  • Sampel hasil produksi makanan atau minuman yang diproduksi
  • Label yang digunakan pada produk makanan/minuman yang diproduksi
  • Hasil uji laboratorium yang disarankan Dinas Kesehatan
  • Ikut Penyuluhan Keamanan Pangan untuk mendapatkan SPP P-IRT

Setelah sejumlah persyaratan di atas dipenuhi maka selanjutnya pemilik UMKM bisa mulai proses pendaftaran izin P-IRT dalam beberapa tahapan berikut ini:

  • Mendaftar ke Dinas Kesehatan untuk melakukan pengecekan dan konsultasi tentang produk pangan yang akan disertifikasi
  • Melakukan tes Penyuluhan Keamanan Pangan (PKP)
  • Bila lolos tes PKP maka akan dilakukan kunjungan ke tempat produksi pangan. Sedangkan bila tidak lolos tes maka akan diarahkan ke BPOM
  • Survei kunjungan yang mencakup beberapa aspek seperti pemeriksaan sarana lingkungan dan hasil sampel pangan yang nantinya pengecekan semua sampel dilakukan di Laboratorium Dinas Kesehatan
  • Bila semua tahapan terpenuhi dan dinyatakan lolos maka izin P-IRT akan diterbitkan oleh Dinas Kesehatan

Pelaku UMKM yang bergerak di bidang industri pangan hendaknya memahami berbagai hal, terutama yang menyangkut standar mutu dan keamanan pangan. Selain untuk mendapatkan izin edar, hal ini juga bisa meningkatkan kepercayaan konsumen serta nilai jual dari produk itu sendiri. Bila Anda membutuhkan sejumlah konsultasi atau pendampingan bisnis tentang usaha Anda, nextup.id siap membantu Anda.

pelatihan umkm, pelatihan bagi pemilik usaha kecil, pelatihan umkm digital, training bisnis, pelatihan untuk umkm, kursus bisnis digital, training wirausaha, pelatihan digital marketing untuk umkm, pelatihan online, lembaga pelatihan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan hrd, pelatihan it, pelatihan online bersertifikat, pelatihan bisnis, pelatihan ukm

Aplikasi Design Thinking dalam Inovasi Marketing

Aplikasi Design Thinking dalam Inovasi Marketing

Pernahkah Anda mendengar tentang “design thinking”? Istilah ini cukup popular dalam dunia bisnis. Banyak perusahaan, baik skala besar maupun kecil, menggunakannya sebagai salah satu metode untuk memecahkan masalah.

Menurut Anda, apa saja masalah yang biasa dihadapi oleh pemilik usaha? Tentunya banyak. Mulai dari kesulitan menentukan produk yang akan dirilis, rendahnya tingkat penjualan hingga ketatnya persaingan dengan pengusaha yang lain. Hal-hal tersebut seringkali membuat sebuah usaha mengalami kegagalan. Jika dibiarkan berlanjut, tentu seorang pengusaha harus menerima pil pahit berupa kerugian.

Apapun kendala yang Anda sendiri temui dalam perjalanan bisnis, poin penting yang harus dilakukan yaitu segera mendapatkan solusinya. Meskipun ada pepatah mengatakan “pengalaman adalah guru terbaik”, tidak ada salahnya Anda mencari cara paling efektif sejak awal untuk mengatasi “kemungkinan” permasalahan dalam berbisnis. Misalnya dengan menerapkan metode design thinking.

Apa itu design thinking dan asal usulnya?

Design thinking merupakan sebuah metode pemecahan masalah yang terfokus pada pengguna atau user. Dalam prosesnya, Anda perlu menempatkan diri sebagai calon konsumen agar memahami apa yang mereka butuhkan. Kemudian, temukan solusi efektif yang tidak hanya praktis tetapi juga kreatif untuk menjembatani pengguna memenuhi kebutuhan tersebut.

Design thinking pada awalnya merupakan istilah yang diperkenalkan oleh para akademisi di tahun 1980an, termasuk Bryan Lawson dan Nigel Cross. Keduanya melihat pemikiran ini sebagai metode yang digunakan oleh para desainer pada waktu itu untuk memecahkan masalah.

Orang-orang yang memiliki latar belakang ilmu desain, arsitek misalnya, cenderung menggunakan pikiran mereka untuk menggambarkan masa depan dan menciptakan hal baru. Selain itu, mereka juga melibatkan klien dan menerima masukannya untuk mengetahui hasil seperti apa yang diinginkan.

Menurut Bryan Lawson, Nigel Cross dan para akademisi tahun 1980an, design thinking merupakan cara penyelesaian masalah yang efektif untuk diterapkan di masa depan. Hal ini dikarenakan semakin kompleksnya kondisi dan permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat modern. Terlebih lagi, metode design thinking juga dirumuskan dengan menitikberatkan pemahaman terhadap kebutuhan klien, bukan semata-mata berdasarkan data atau pengalaman di masa lalu.

Pada tahun 1990an, design thinking mengalami perluasan dalam penerapan. Salah satunya dalam dunia bisnis yang dipelopori oleh sebuah perusahaan konsultan desain produk dan industrial, IDEO. Perusahaan ini menggunakan metode tersebut sebagai upaya memahami apa yang dibutuhkan oleh pelanggan sampai akhirnya berhasil mengeluarkan produk yang sukses di pasaran.

Tahapan-tahapan dalam design thinking

Masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia di masa modern menjadi semakin kompleks. Penyebabnya tentu beragam. Di sisi lain, metode pemecahan masalah juga ikut mengalami perubahan, termasuk design thinking.

Awalnya proses design thinking meliputi 3 tahapan, seperti yang dilakukan perusahaan IDEO pada tahun 2000 awal, yaitu inspirasi, ide dan implementasi. Kemudian, di  tahun 2010, saat design thinking menjadi metode pemecahan masalah yang popular, proses penggunaannya menjadi semakin berkembang dan bervariasi. Salah satunya yang diperkenalkan oleh Prof. Liedtka dari Universitas Virginia menjabarkannya dalam 4 tahapan, “What is? What if? What vows? Dan What works?”.

Dari banyaknya inovasi yang ada dalam penjabaran tahapan design thinking, ada satu yang hingga saat ini cukup terkenal dan dijadikan rujukan. Inovasi tersebut dirumuskan oleh Universitas Stanford (d.school) yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu:

1. Empathize

Emphasize atau empati ditujukan kepada user, pengguna atau calon konsumen. Anda diharuskan untuk memahami sudut pandang mereka terhadap sebuah produk, termasuk kebutuhan, keinginan dan tujuan yang ingin dicapai.

Dalam prakteknya, Anda tidak boleh mengandalkan asumsi, tetapi lakukan riset ke lapangan atau jalankan beberapa cara berikut:

  • Konsultasi dengan para ahli di bidang yang berkaitan dengan produk
  • Diskusi dengan desainer yang lain
  • Wawancara calon pelanggan, missal lewat survey, untuk mendapatkan pemahaman kebutuhan mereka secara lebih personal

2. Define

Setelah mendapatkan gambaran jelas mengenai apa yang dibutuhkan pelanggan atau pengguna, Anda dapat menjalankan tahapan berikutnya, yaitu mendefinisikan masalah. Dalam prosesnya, tetaplah mengedepankan prinsip “user oriented” atau focus pada pengguna. Tentunya, Anda perlu melakukan penyesuaian mengikuti jenis bisnis yang dimiliki.

Salah satu cara yang umum dipilih dalam mendefinisikan masalah yaitu dengan membuat buyer persona. Anda bisa membuat daftar yang menggambarkan kebutuhan dan kondisi target konsumen melalui beberapa data, di antaranya:

  • Informasi pribadi termasuk usia, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan sebagainya
  • Tingkah laku
  • Kebiasaan saat berbelanja atau melakukan transaksi keuangan lainnya

Berdasarkan buyer persona tersebut, Anda akan dapat mengelompokkan jenis konsumen dan permasalahannya sehingga lebih mudah menemukan solusi yang paling sesuai.

3. Ideate

Tahapan ini mulai menantang, sebab Anda harus memikirkan ide tentang solusi yang efektif dan cocok untuk calon konsumen. Menariknya, Anda memiliki kebebasan memunculkan ide apa saja.

Ajak semua anggota tim marketing bekerja sama untuk memperoleh ide-ide brilian. Anda bisa memilih teknik yang paling sesuai, seperti brainstorming,worst possible idea,brainwrite atau SCRAMPER. Setelah memperoleh masukan-masukan potensial, kerucutkan pembahasan hingga mencapai kesepakatan akan ide yang dinilai paling efektif dari semuanya. Untuk lebih mudahnya, Anda dapat membuat pertimbangan berdasarkan kelayakan teknis, ekonomi dan keinginan pengguna.

4. Prototype

Prototype adalah model produk yang dibuat dalam skala kecil yang dapat Anda gunakan sebagai contoh atau simulasi. Fungsinya yaitu untuk memperjelas dan menguji penerapan ide yang telah dipilih sebelumnya. Bentuknya pun bisa beragam, seperti sketsa, mockup, dan lain sebagainya.

5. Test

Test atau pengujian merupakan tahapan kelima dari proses design thinking. Anda dapat mulai menawarkan prototype atau sample ke target konsumen. Anda akan memperoleh gambaran bagaimana kesan mereka terhadap produk, apakah fungsi dan desainnya sudah sesuai, serta spesifikasi produk seperti apa yang benar-benar dibutuhkan oleh para pengguna tersebut.

Meskipun pengujian disebut sebagai tahapan terakhir, nyatanya metode design thinking bisa menjadi sebuah siklus yang berulang. Setelah prototype dilempar ke pasaran, Anda mungkin akan dapat mengetahui lebih jelas apakah produk sudah benar-benar sesuai dengan kebutuhan para pengguna. Jika belum, maka lakukan lagi tahapan design thinking dari awal berdasarkan hasil pengujian tersebut hingga memperoleh produk yang bisa dikatakan sempurna.

Penerapan design thinking dalam inovasi marketing

Setelah memahami tentang pengertian, elemen dan tahapan design thinking, Anda tentu sudah mulai memperoleh gambaran bagaimana menerapkannya dalam strategi marketing perusahaan, bukan? Melalui metode ini, Anda bisa lebih paham apakah suatu produk dapat diterima oleh calon konsumen dengan baik atau tidak.

Metode design thinking sendiri dapat diterapkan tidak hanya saat sebelum sebuah produk diluncurkan. Anda juga tetap bisa menggunakannya ketika sedang mengalami kendala dalam pemasaran. Melalui design thinking, Anda akan lebih mudah melakukan inovasi strategi marketing dan menemukan cara mana yang lebih efektif untuk mengeluarkan produk yang mampu bersaing di pasaran serta meningkatkan omset penjualan. Apabila masih kesulitan dalam penerapan ini, jangan ragu untuk langsung menghubungi nextup.id untuk memperoleh saran terbaik.

pelatihan umkm, pelatihan bagi pemilik usaha kecil, pelatihan umkm digital, training bisnis, pelatihan untuk umkm, kursus bisnis digital, training wirausaha, pelatihan digital marketing untuk umkm, pelatihan online, lembaga pelatihan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan hrd, pelatihan it, pelatihan online bersertifikat, pelatihan bisnis, pelatihan ukm

Nextup.id merupakan platform yang mempertemukan antara professional bisnis dan pelaku usaha dalam rangka meningkatkan kapasitasnya untuk naik kelas

Phone: +62 858 0333 2788

Instagram: nextup_id

Muhamad Arif Rahmat, adalah seorang owner bisnis digital, finalis beberapa kompetisi bisnis tingkat Nasional, sekaligus juga trainer yang senang berbagi mengenai tips wirausaha dan digital marketing.
Peningkatan Kapasitas Usaha; Jualan Tangguh di Sosial Media

Peningkatan Kapasitas Usaha; Jualan Tangguh di Sosial Media

Banyak hal perlu dilakukan pelaku UMKM untuk bisa mengembangkan usahanya, salah satunya dengan mengikuti berbagai training atau pelatihan. Salah satu materi yang sebaiknya diikuti adalah mengenai pengurusan legalitas usaha lewat pengurusan NIB (Nomor Induk berusaha). Sekaligus menerapkan digital marketing.

Mengambil latar belakang tersebut, PT Permodalan Nasional Madani (PNM) bekerja sama dengan PT Nextup Kolegia Indonesia (Nextup) menyelenggarakan Pelatihan Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Salah satu sesi di dalam training PKU tersebut adalah mengenai digital marketing melalui media sosial dan pembuatan legalitas usaha (NIB).

Peningkatan Kapasitas Usaha - Nextup ID

Peningkatan Kapasitas Usaha – Nextup ID

Training Digital Marketing melalui Media Sosial

Nextup.id atau PT Nextup Kolegia Indonesia secara rutin menggelar sejumlah program pelatihan. Salah satu program pelatihan tersebut adalah Pelatihan Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU). Dimana program PKU ini sendiri merupakan hasil kerjasama dengan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).

Training kemudian digelar secara berkesinambungan untuk mendukung pelaku UMKM mendapatkan ilmu dalam pengembangan usaha. Salah satu materi di dalam training bertajuk PKU tersebut adalah Digital Marketing Melalui Media Sosial. Training ini digelar offline di Hotel Kimaya Slipi Jakarta pada Kamis, 19 Mei 2022 pukul 09.00 – selesai.

Materi training mengenai Digital Marketing Melalui Media Sosial dipaparkan oleh M Arif Rahmat. Adapun peserta di dalam training kali ini adalah seluruh nasabah PNM Mekar Kemayoran dan Mekar Tanjung Priok yang tercatat memiliki usaha mikro atau UMKM. Sepanjang training, para peserta mengikuti agenda seluruh acara dengan baik.

Tentang Social Media Marketing

Sesuai dengan tema training yang dipaparkan di awal, oleh narasumber yakni M Arif Rahmat memaparkan tentang Digital Marketing Melalui Media Sosial. Lebih tepatnya adalah menerapkan social media marketing, yakni proses pemasaran untuk memperkenalkan usaha maupun produk kepada pengguna media sosial.

Proses promosi tersebut dilakukan melalui media sosial tertentu yang dirasa paling cocok untuk mendukung kegiatan usaha. Dimana jenis media sosial memang sangat banyak. Sebut saja seperti instagram, Facebook. Twitter, TikTok, dan masih banyak lagi yang lainnya.

Dulu, media sosial hanya digunakan untuk bersosialisasi dan kini digunakan juga untuk promosi atau pemasaran. Pemasaran dengan media sosial terbilang efektif karena memang jumlah pengguna media sosial sangat tinggi. Selain itu didominasi oleh generasi milenial, sehingga produk yang sesuai minat mereka sangat cocok dipasarkan di media ini.

Peningkatan Kapasitas Usaha - Nextup ID

Peningkatan Kapasitas Usaha – Nextup ID

Pentingnya Menggunakan Social Media Marketing

M Arif juga menjelaskan arti penting penggunaan media sosial untuk kebutuhan promosi atau pemasaran. Teknik pemasaran digital atau digital marketing melalui media sosial sangat penting karena beberapa alasan berikut:

1. Meningkatkan Brand Awareness

Salah satu arti penting melakukan digital marketing di media sosial adalah untuk meningkatkan brand awareness. Dimana brand produk semakin dikenal begitu juga dengan nama usaha yang menyediakannya. Semakin dikenal maka semakin mudah untuk terjual di pasaran, sehingga omset berada di angka yang aman.

2. Mendapatkan Feedback Produk

Alasan kedua kenapa pelaku UMKM perlu melakukan digital marketing di media sosial adalah untuk mendapatkan feedback dari konsumen terhadap produk. Misalnya terjadi interaksi antara pelaku usaha dengan konsumen secara online. Seperti pemberian komentar, like, dan sebagainya pada postingan produk di akun media sosial.

Feedback seperti ini tentu penting agar pelaku UMKM bisa membangun komunikasi dan kedekatan dengan konsumen. Hal ini akan meningkatkan brand awareness sehingga nama produk dan nama usaha akan selalu diingat oleh konsumen tersebut. Tentunya agar hal ini tercapai perlu mengelola akun media sosial dengan baik.

3. Membantu Mempelajari Kompetitor

Lewat pemasaran digital menggunakan media sosial maka pelaku UMKM bisa mempelajari kompetitor. Yakni dengan melihat akun-akun kompetitor dan mengecek strategi pemasaran mereka seperti apa. Kemudian bisa mencoba menggunakan strategi yang sama namun dengan melakukan sedikit modifikasi agar efek promosinya lebih maksimal.

4. Menjangkau Pasar yang Luas

Arti penting melakukan digital marketing di media sosial berikutnya adalah bisa menjangkau pasar yang lebih luas. Sebab pada dasarnya digital marketing tidak mengenal batasan geografis. Sehingga bisa menjangkau konsumen dari luar daerah, luar kota, luar provinsi, luar pulau, dan bahkan luar negeri.

Strategi Social Media Marketing

Melalui training Digital Marketing Melalui Media Sosial, narasumber yakni M Arif juga memaparkan sejumlah strategi yang bisa diterapkan. Diantaranya adalah:

1. Mempelajari Audiens

Strategi yang pertama adalah mengenal dan mempelajari audiens atau target pasar di media sosial yang digunakan. Cari tahu konsumen seperti apa yang cocok dengan produk sehingga isi dan jenis konten bisa menyesuaikan. Jika konten yang diposting di media sosial sesuai karakter target pasar, maka bisa dengan mudah menggaet minat dan ketertarikan mereka.

2. Menentukan Platform

Strategi kedua adalah menentukan platform atau jenis media sosial yang akan digunakan dalam pemasaran digital. Jenis dari media sosial sangat banyak dan masing-masing menyediakan fitur khas yang tentu satu sama lain berbeda. Maka penting untuk menentukan media sosial mana yang sebaiknya digunakan.

Cara termudah dalam menentukan pilihan pada dasarnya adalah menyesuaikan dengan target pasar. Jika target pasar didominasi kalangan milenial atau anak muda, maka idealnya melakukan digital marketing di Instagram. Kenapa? Sebab mayoritas penggunanya adalah kalangan milenial.

3. Membuat Konten yang Menarik

Di dalam digital marketing lewat media sosial maka konten adalah kunci utama yang bisa menggaet minat sekaligus kepercayaan audiens. Jadi, pembuatan konten sebaiknya dilakukan secara teliti dan selalu mengasah kreativitas. Konten yang menarik dan memiliki jenis beragam akan dengan mudah mendapatkan perhatian audiens.

4. Mengatur Jadwal Posting

Strategi penting berikutnya adalah mengatur jadwal untuk posting, apapun media sosial yang digunakan hal ini perlu ditentukan dengan seksama. Dulunya orang akan memposting di jam-jam tertentu dimana kebanyakan pengguna aktif di media sosial. Kini, pelaku usaha harus kreatif dalam membuat konten agar ada banyak interaksi.

Semakin banyak interaksi baik dalam bentuk like, coment, share, dan sebagainya. Maka postingan tersebut oleh algoritma media sosial akan ditampilkan ke pengguna lain. Sehingga bisa efektif dalam meningkatkan brand awareness secara instan. Pembuatan konten memang tidak mudah agar lebih menarik, namun harus tetap diusahakan dan terus dipelajari.

5. Melakukan Evaluasi

Strategi terakhir dalam digital marketing melalui media sosial adalah melakukan evaluasi. Jadi cek riwayat dari efek promosi di akun media sosial, apakah ada peningkatan interaksi di postingan, penambahan jumlah followers, penambahan komunikasi di WhatsApp, atau yang lainnya? Jika efek belum signifikan ada baiknya mengubah strategi khususnya dari segi konten.

Melalui pemaparan digital marketing tersebut, maka diharapkan para pelaku UMKM yang menjadi peserta training bisa mengoptimalkan penggunaan media sosial. Sebab memang potensi untuk mendukung pengembangan usaha sangat tinggi. Sekaligus membuka peluang bagi produk untuk dikirimkan ke seluruh wilayah Indonesia bahkan mancanegara.

Apabila membutuhkan informasi lebih mendalam mengenai dunia bisnis dan wirausaha. Sekaligus membutuhkan pendampingan dan konsultasi maka bisa menghubungi Nextup.id yang rutin memberikan dampingan dan dukungan pada UMKM agar terus berkembang dan go digital.

pelatihan umkm, pelatihan bagi pemilik usaha kecil, pelatihan umkm digital, training bisnis, pelatihan untuk umkm, kursus bisnis digital, training wirausaha, pelatihan digital marketing untuk umkm
pelatihan online, lembaga pelatihan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan hrd, pelatihan it, pelatihan online bersertifikat, pelatihan bisnis, pelatihan ukm

Muhamad Arif Rahmat, adalah seorang owner bisnis digital, finalis beberapa kompetisi bisnis tingkat Nasional, sekaligus juga trainer yang senang berbagi mengenai tips wirausaha dan digital marketing. Klik disini untuk kenal lebih dekat
Design Thinking untuk UMKM

Design Thinking untuk UMKM

Ada banyak hal perlu disiapkan untuk sukses merintis UMKM, salah satunya adalah belajar berbagai materi penting terkait dunia usaha. Jika memungkinkan ada baiknya mempelajari mengenai Design Thinking yang ternyata sangat penting untuk dikuasai dan diterapkan oleh para UMKM. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Design Thinking?

Webinar Design Thinking untuk UMKM

Nextup.id kali ini kembali menghadirkan webinar edukatif yang cocok diikuti oleh para pelaku usaha, termasuk pelaku UMKM. Webinar yang dimaksud kali ini adalah Webinar Design Thinking untuk UMKM. Dimana dijelaskan bahwa Design Thinking menjadi hal penting untuk dimiliki, dikuasai, dan diterapkan oleh siapa saja yang ingin menjalankan usaha.

Dalam webinar ini sendiri mengupas tuntas mengenai Design Thinking dan menghadirkan narasumber Chairani Putri Pratiwi, B. SC., M. Si., yang merupakan salah seorang dosen di Bina Nusantara University (Binus University). Webinar diselenggarakan online melalui aplikasi Zoom pada Kamis, 3 Maret 2022.

Apa Itu Design Thinking dalam Usaha?

Pada webinar kali ini, acara dibuka oleh moderator yakni Inna Dinovita, S. TP, yang merupakan founder dari situs 4woffice.com. Selanjutnya, webinar diisi oleh narasumber yakni Bu Chairani yang akrab disapa Mbak Rani dengan menjelaskan apa yang dimaksud dengan Design Thinking dan hal-hal yang mendasarinya menjadi hal penting untuk usaha.

Secara sederhana, Design Thinking bisa didefinisikan sebagai proses untuk memecahkan masalah secara kreatif. Fokus utamanya adalah pada manusia atau bisa dikatakan pada konsumen, yang menjadi tujuan utama dari sebuah usaha. Sebuah usaha harus bisa membantu konsumen memenuhi kebutuhannya, menyelesaikan masalahnya, dan lain-lain.

Manusia dikaruniai pikiran dan akal yang membuatnya bisa berpikir secara kritis dan kreatif sekaligus. Sehingga saat masalah dihadapi, manusia secara alami mengandalkan kemampuannya berpikir kreatif untuk menyelesaikannya. Hal inilah yang menjadi dasar sebuah usaha bisa menghasilkan produk yang diminati, karena mampu menyelesaikan masalah konsumen.

Prinsip Design Thinking

Jika membahas mengenai Design Thinking untuk kegiatan UMKM, maka akan membahas juga mengenai prinsip yang mendasarinya. Menurut narasumber, ada beberapa prinsip di dalam penerapan dan pemahaman dari Design Thinking. Yaitu:

1. Aturan Manusia

Prinsip yang pertama dari Design Thinking adalah aturan manusia, yakni pusat dari proses berpikir kreatif dalam menyelesaikan masalah adalah manusia. Jadi, produk apapun yang diciptakan dan disediakan sebuah usaha haruslah memberi manfaat sosial. Mampu memberi manfaat kepada manusia yang menggunakannya.

2. Aturan Ambiguitas

Prinsip yang kedua adalah aturan ambiguitas, yang mengarah pada sebuah karya seni yang sifatnya tidak bisa dihindari, dihilangkan, maupun disederhanakan. Tujuan dari prinsip ini di dalam Design Thinking adalah untuk mengajak melihat sesuatu dari sudut yang berbeda.

3. Aturan Desain Ulang

Selanjutnya ada prinsip aturan desain ulang, hal ini didasarkan pada teknologi yang terus berkembang namun kebutuhan manusia sifatnya tetap atau tidak berubah. Sehingga dalam membuat suatu produk pada dasarnya tidak membuat desain baru, melainkan mendesain ulang desain yang sudah ada di masyarakat.

4. Aturan Wujud

Terakhir adalah prinsip aturan wujud, jadi dalam proses Design Thinking pada proses pembuatan ide sebuah produk. Ide ini ada di dalam pikiran atau kepala dan belum memiliki wujud. Supaya produk bisa bermanfaat dan memenuhi prinsip lainnya, maka ide ini perlu diwujudkan dalam bentuk berfisik.

Tahapan dalam Design Thinking Usaha

Webinar Design Thinking untuk UMKM dari Nextup.id juga menjelaskan mengenai tahapan dalam proses Design Thinking itu sendiri. Tahapannya adalah:

1. Berempati (Empathize)

Tahap pertama di dalam Design Thinking adalah berempati atau empathize, dan kembali kepada prinsip aturan manusia yang dijelaskan sebelumnya. Jadi, sebelum menciptakan sebuah produk atau memikirkan ide produk. Pelaku usaha perlu merasakan kebutuhan konsumen di masyarakat sehingga tahu betul kebutuhan konsumen.

2. Menentukan (Define)

Tahap yang kedua di dalam Design Thinking untuk UMKM adalah menentukan atau define. Pada tahap ini pelaku UMKM sudah bisa menemukan data-data tentang kebutuhan konsumen. Kemudian melakukan analisis untuk menentukan inti masalah dan inti kebutuhan konsumen tersebut.

3. Penciptaan Ide (Ideate)

Selanjutnya adalah penciptaan ide atau Ideate, tahap ini ditandai dengan proses menemukan ide produk yang sesuai dengan masalah yang sudah dianalisis di tahap sebelumnya. Sehingga mulai dibuat ide produk yang mungkin sesuai dan menghasilkan beberapa pilihan, lalu dipilih ide yang dirasa paling tepat.

4. Purwarupa (Prototype)

Tahap selanjutnya adalah tahap purwarupa atau prototype, sehingga di tahap ini mulai diciptakan fisik ide produk di tahap sebelumnya. Dalam penerapannya, biasanya UMKM perlu membuat beberapa prototype secara bertahap. Sampai dihasilkan produk fisik paling sesuai dengan ide dan paling sempurna.

5. Pengujian (Test)

Tahap terakhir di dalam Design Thinking adalah pengujian atau test. Pada tahap ini prototype yang sudah jadi dan disetujui oleh pemilik UMKM kemudian dijalankan. Katakanlah dilakukan uji coba di lapangan untuk mengetahui apakah fungsinya sudah sesuai dengan ide di tahap Define sebelumnya.

Manfaat Design Thinking bagi UMKM

Jika pelaku UMKM memahami dan menerapkan Design Thinking pada usahanya, maka ada banyak manfaat bisa dipetik. Yaitu:

1. Membangun Kolaborasi

Manfaat yang pertama adalah membangun kolaborasi, karena dengan Design Thinking maka proses menerima kritik, saran, dan masukan apapun dari orang sekitar. Termasuk juga dari konsumen berlangsung secara intens, dan hal ini sudah membentuk kolaborasi yang menyempurnakan produk yang dihasilkan.

2. Bisa Fokus kepada Konsumen

Manfaat yang kedua dari Design Thinking yang diterapkan pelaku UMKM adalah bisa fokus pada pelanggan. Bahkan bisa membuat pelaku UMKM memahami karyawan selaku SDM dari usaha yang dirintis. Pelaku UMKM kemudian bisa tahu efek dari keputusan yang diambil pada karyawan, termasuk pada kinerja mereka.

Sehingga bisa menempatkan posisi sebagai karyawan dan mampu mendongkrak kreativitas karyawan tersebut. Sementara dari sisi konsumen, pelaku UMKM bisa maksimal menghadirkan produk. Tidak hanya fokus pada profit tapi memang mampu menghadirkan produk sesuai harapan konsumen.

3. Muncul Kebutuhan untuk Melakukan Pengujian

Melalui penerapan Design Thinking, maka seorang pelaku UMKM memiliki sikap untuk melakukan pengujian. Sebab mulai mengesampingkan penilaian pribadi yang mengabaikan penilaian orang lain, termasuk konsumen. Berawal dari pola pikir inilah pelaku UMKM menyadari pentingnya uji coba produk sebelum resmi dirilis ke publik.

4. Efektif Meningkatkan Semangat

Manfaat selanjutnya dari penerapan Design Thinking dalam usaha UMKM adalah bisa meningkatkan semangat menjalankan usaha yang dirintis. Kenapa? Sebab dengan Design Thinking maka pelaku UMKM menyadari bahwa masalah dalam kegiatan usaha adalah hal lumrah yang harus diselesaikan secara kreatif. Sehingga selalu semangat menjalankan dan mengembangkan usaha yang dimiliki.

Melalui webinar Design Thinking untuk UMKM dari Nextup.id, maka para peserta yang juga pelaku usaha bisa paham mengenai apa itu Design Thinking dan penerapannya seperti apa. Sekaligus paham manfaatnya sehingga semangat untuk menerapkannya demi usaha yang lebih baik lagi.

pelatihan umkm, pelatihan bagi pemilik usaha kecil, pelatihan umkm digital, training bisnis, pelatihan untuk umkm, kursus bisnis digital, training wirausaha, pelatihan digital marketing untuk umkm
pelatihan online, lembaga pelatihan, pelatihan kewirausahaan, pelatihan hrd, pelatihan it, pelatihan online bersertifikat, pelatihan bisnis, pelatihan ukm

 

Muhamad Arif Rahmat, adalah seorang owner bisnis digital, finalis beberapa kompetisi bisnis tingkat Nasional, sekaligus juga trainer yang senang berbagi mengenai tips wirausaha dan digital marketing. Klik disini untuk kenal lebih dekat