Pernahkah mendengar istilah Value Proposition Canvas? Bagi Anda yang dulunya kuliah di bidang bisnis seperti manajemen bisnis dan jurusan sejawatnya. Istilah ini dijamin cukup akrab di telinga karena menjadi materi yang pasti dipelajari. Namun, untuk memahaminya tidak harus kuliah dulu di bidang bisnis.
Pelaku bisnis seperti pelaku UMKM, meskipun tidak kuliah di bidang bisnis bisa mempelajarinya. Kemudian menguasai dan menerapkannya untuk mendukung perkembangan bisnis yang dimiliki. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Value Proposition Canvas? Kemudian, bagaimana cara menerapkannya?
Mengenal Value Proposition Canvas
Hal pertama yang perlu dipahami adalah definisi atau pengertian dari Value Proposition Canvas. Secara umum, Value Proposition Canvas merupakan sebuah tool atau alat bantu yang bisa digunakan pelaku bisnis untuk mengenal produk yang dimiliki dengan baik. Sehingga bisa tahu kelebihannya dan kekurangannya agar tidak salah strategi saat memasarkannya.
Bentuk sederhana dari Value Proposition Canvas adalah berupa diagram yang terdiri dari beberapa komponen. Setiap komponen kemudian diisi sendiri oleh pelaku bisnis, dan tentunya setiap pebisnis satu dengan yang lainnya akan punya isian yang berbeda. Sebab setiap pebisnis punya produk dengan ciri khas dan kelebihan yang berbeda juga.
Dengan mengenal kelebihan dan kekurangan produk, maka pelaku bisnis bisa lebih mudah mengatur strategi promosi. Sehingga bisa mengemas kekurangan produk menjadi ciri khas dan menjadikannya sebagai nilai tambah. Bukan dengan cara ditutupi, melainkan dijelaskan dengan cara yang kreatif agar mudah dipahami dan diterima oleh konsumen.
Sedangkan untuk kelebihan produk, maka pelaku bisnis bisa mengemasnya dengan lebih menarik lagi. Sehingga bisa tampak lebih unik, menarik, dan kemudian tim marketingnya juga bisa dikenal konsumen punya kreativitas yang tinggi. Hal ini tentu saja memberi nilai tambah pada produk dan citra perusahaan dimata konsumen.
Komponen yang Ada di Dalamnya
Dalam membuat atau menerapkan Value Proposition Canvas maka ada beberapa komponen yang menyusunnya. Tentunya komponen ini perlu dikenal dan dipahami agar dalam proses pembuatanya lebih mudah. Secara garis besar, Value Proposition Canvas memiliki dua komponen. Yaitu:
1. Customer Segment
Komponen yang pertama adalah customer segmen atau segmentasi pelanggan. Komponen ini membantu pelaku bisnis membagi konsumen menjadi beberapa kategori sesuai karakteristik khas mereka. Kemudian akan dijumpai beberapa jenis segmentasi. Diantaranya adalah:
- Customer pain, merupakan hal-hal yang berhubungan dengan pengalaman buruk konsumen dalam menggunakan produk. Sehingga bisa mengetahui kelemahan produk dan kemudian berusaha memperbaikinya.
- Customer gain, merupakan kebalikan dari customer pain yang merupakan semua hal yang berhubungan dengan kepuasan yang dirasakan konsumen. Sehingga bisa mengetahui kelebihan produk dan berusaha menjaga kelebihan ini atau meningkatkannya.
- Customer job, merupakan segala hal yang berhubungan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Sehingga pelaku bisnis bisa tahu bagaimana mendapatkan kepuasan konsumen agar mereka loyal.
2. Value Map
Value map adalah komponen selanjutnya yang menunjukan respon tindakan dari setiap karakter konsumen yang dijelaskan di poin sebelumnya. Yakni pada customer segment di atas. Komponen ini sendiri kemudian terbagi lagi menjadi tiga komponen turunan, yaitu:
- Pain relievers, merupakan suatu alternatif yang ditawarkan oleh produk untuk mengatasi customer pain atau pengalaman buruk konsumen dalam menggunakan atau memanfaatkan produk.
- Product and service, merupakan aspek yang diusahakan untuk memaksimalkan customer gain dan meminimalkan customer pain. Sehingga menjadi dasar untuk meningkatkan nilai produk di mata konsumen.
- Gain creators, merupakan tindakan untuk fokus pada peningkatan nilai suatu produk untuk menciptakan customer gain secara maksimal. Salah satu bentuk dari gain creators ini adalah melakukan inovasi produk agar lebih baik lagi.
Cara untuk Membuat Value Proposition Canvas
Setelah memahami apa itu Value Proposition Canvas dan semua komponen yang menyertainya. Maka tahap selanjutnya adalah mengetahui cara-cara untuk membuat Value Proposition Canvas tersebut. Sehingga bisa menjadikan produk punya nilai lebih di mata konsumen. Adapun cara-cara yang bisa dilakukan antara lain:
1. Pahami Konsumen dengan Baik
Cara yang pertama dan juga yang utama dalam membangun Value Proposition Canvas adalah memahami konsumen dengan baik. Mulailah memahami customer pain atau kesulitan konsumen dalam melakukan aktivitas mereka. Baik itu pekerjaan, hobi, dan sebagainya. Sehingga bisa menemukan customer gain.
Proses ini membantu mengenal kebutuhan dan keinginan konsumen, agar bisa menciptakan produk yang menambal hal-hal tersebut. Saat konsumen merasa memenuhi kebutuhan beras terasa sulit karena harga yang melambung. Perusahaan bisa berinovasi menyediakan alternatif beras, sepertiĀ beras shirataki yang berasal dari umbi konjak.
2. Menawarkan Produk dengan Keunggulan yang Mumpuni
Cara kedua adalah menawarkan produk yang punya value, yakni yang memiliki keunggulan mumpuni. Produk yang disediakan bisa meminimalkan customer pain dan meningkatkan customer gain. Sehingga perlu paham apa saja yang harus dilakukan agar produk punya keunggulan tersebut.
Misalnya saat menyediakan beras shirataki, saat ada kompetitor maka produk harus punya keunggulan. Misalnya hadir dalam bentuk basah sehingga lebih mudah diolah tanpa perlu dimasak terlalu lama.
3. Pahami Sektor Biaya
Cara berikutnya adala memahami sektor biaya, dalam artian bisa melakukan perhitungan dengan cermat. Sebab saat berusaha menciptakan produk dengan value yang maksimal maka perlu biaya. Bisa dalam jumlah besar, karena perlu riset dan uji coba.
Oleh sebab itu, hitung kebutuhan biaya tersebut dan pastikan keuntungan yang akan didapatkan bisa menutup biayanya. Atau minimal bisa meminimalkan kerugian. Namun, setiap pelaku bisnis tentu menghendaki produknya sukses saat dipasarkan. Maka jangan buru-buru dalam merilis produk sebelum bisa memastikan produknya memang bagus dan mumpuni.
4. Memperhatikan Kondisi Persaingan
Cara keempat adalah memperhatikan kondisi persaingan yang lebih fokus kepada mengikuti apa yang dilakukan kompetitor. Sehingga bisa tahu keunggulan dan kelemahan produk mereka. Kemudian mencoba berinovasi untuk menambal kekurangan tersebut, supaya bisa merebut pasar.
5. Pembahasan Tidak Bertele-Tele
Saat melakukan Value Proposition Canvas maka akan memperkenalkan produk disertai penjelasan tentang kelebihannya. Penyampaian informasi produk sebaiknya langsung ke inti, tidak perlu bertele-tela. Tidak harus dijelaskan dengan kalimat panjang sampai membentuk banyak paragraf.
Tidak sedikit brand terkemuka yang dalam mempromosikan produk menggunakan kalimat minimalis. Meskipun jumlah kata terbatas namun mampu mempresentasikan keunggulan produk dengan baik. Sehingga, tidak harus dijelaskan panjang lebar karena belum tentu konsumen punya waktu untuk membaca semuanya.
Sebagai pelaku bisnis, tentu berharap bisa menyediakan produk yang memang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen. Maka melakukan Value Proposition Canvas menjadi penting untuk dilakukan sebagaimana yang dijelaskan di atas. Penerapannya pun tidak mudah, karena dari penjelasan tersebut setiap pelaku bisnis bisa menerapkannya.
Penerapan Value Proposition Canvas bisa menjadi lebih mudah jika didampingi oleh ahlinya. Bisa mempertimbangkan dampingan dari Nextup.id yang merupakan perusahaan training dan coaching yang mendorong UMKM naik kelas. Bersama dampingannya, proses Value Proposition Canvas maupun teknik lain bisa lebih mudah dan bekerja efektif.
jualan online tanpa modal, cara berjualan online, cara jualan online tanpa modal, cara jualan online laris, jualan online yang laris, bisnis online untuk pemula, tips jualan online, cara jualan online di shopee, cara jualan online laris di facebook, cara jualan online, bisnis online pemula, cara membuat toko online, bisnis makanan online untuk pemula, cara usaha online, cara berjualan online agar cepat laku